Kamis, 17 Maret 2011

bila hidup itu cermin

Bila hidup itu cermin

            Maka isyarat apakah yang mampu menyiratkan hidup bahwa kehidupan itu adalah sosok kita atau…sesosok kehidupan adalah penampakan dari wujud kita yang telah terpantulkan melalui lembar-lembar perjalanan. Maka, bila hidup itu cermin seharusnya kita lebih mengerti dan memahami hidup apa dan bagaimana yang telah dan akan dilalui agar mampu menempatkan diri padanya.

            Bila hidup itu cermin, seharusnya kita dapat bersentuhan lebih dekat padanya agar kita mengetahui dengan jelas benar segala kekurangan yang terpantul dari cermin itu. Namun, sayang…kita sering menganggap bahwa hidup itu adalah cermin cembung yang selalu melebih-lebihkan kekurangan dan mengurang-ngurangkan segala kelebihan yang kita miliki atau kita sering menganggap bahwa hidup itu adalah cermin cekung yang selalu memberikan kekecewaan pada apa yang dipantulkannya dan menganggap cermin kehidupan adalah wujud yang lari dari kenyataan. Padahal kalau saja kita mampu merenungkan sejenak peristiwa yang telah dialami, baik yang memalukan maupun yang menyenangkan adalah cerminan diri kita yang tak sempat kita cermati bahkan luput dari pandangan mata.
Cobalah mengerti, andai kita mampu melihat hidup ini seperti cermin datar yang setiap hari kita berkaca padanya, melihat noda hitam di wajah dengan jelas dan pelan-pelan mulai menutupinya dengan polesan bedak atau sekedar lotion. Bukankah itu lebih mudah? Berapa kali kita bercermin untuk sekedar memperoleh penampilan jasad? Namun, ketika itu, sudahkah kita bercermin dengan kehidupan, menutupi kesalahan dengan amal sholeh yang kita perbuat, dan menjadikan klelebihan untuk dekat dengan-Nya seperti yang setiap hari kita lakukan
Sudahkah? Atau memang kita malu untuk melihat segala kekurangan kita, melalui cermin kehidupan yang ada di depan mata? So...ketika bercermin jangan hanya merias wajah kita aja tapi juga rias hati kita...temans…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar